Samsung Ubah Layar Awal Smart TV Jadi Lapak Iklan, Ini Dampaknya Bagi Pengguna
Download DB Klik App Sekarang!
Warehouse :
Warehouse :
0 Cart Keranjang
  • Keranjang Kamu

    0
  • Subtotal
    0
  • Lihat Keranjang
Advertisement Logo
Rekomendasi Untukmu:
Samsung Ubah Layar Awal Smart TV Jadi Lapak Iklan, Ini Dampaknya Bagi Pengguna

Samsung Ubah Layar Awal Smart TV Jadi Lapak Iklan, Ini Dampaknya Bagi Pengguna

DB KLIKSamsung, pemimpin pasar Smart TV global, kini memprioritaskan pendapatan iklan, menandai berakhirnya era Smart TV sebagai ruang hiburan yang sepenuhnya bebas iklan.

Raksasa teknologi asal Korea Selatan ini mengambil langkah berani nan kontroversial dengan membuka lebar pintu Smart TV mereka kepada lebih banyak pengiklan.

Kebijakan ini secara drastis mengubah layar utama yang seharusnya menjadi antarmuka navigasi menjadi billboard digital yang menyambut pengguna bahkan saat pertama kali TV dinyalakan.

(BACA JUGA: Kejutan Akhir Tahun Apple! Chip M5 Siap Guncang Dunia Laptop dan Tablet, Apa Saja yang Baru?)

Langkah ini adalah upaya strategis Samsung untuk mendongkrak pendapatan iklan mereka.

Data dari laporan keuangan tahunan Samsung menunjukkan divisi layanan dan iklan (services and advertising) menjadi penopang keuntungan di tengah perlambatan penjualan hardware.

Meskipun menjanjikan keuntungan signifikan bagi perusahaan dan brand, kebijakan ini berpotensi memicu gelombang kekecewaan dari jutaan konsumen setia mereka.

Memperluas Jangkauan Iklan: Dari Streaming ke Semua Merek

Samsung tidak main-main dalam strateginya kali ini. Mereka secara eksplisit menyatakan ide untuk menangkap perhatian audiens segera setelah mereka menyalakan Smart TV.

(BACA JUGA: Apple Siapkan Upgrade Mac Besar-besaran dengan M5 & M6: Jadwal Rilis MacBook Pro OLED dan Mac Studio Baru Bocor Hingga 2026)

Sebelumnya, iklan di Smart TV Samsung cenderung terbatas pada merek yang relevan dengan streaming atau gaming.

Kini, Samsung membuka kesempatan bagi brand dari sektor manapun untuk tampil mencolok.

Perusahaan menganggap ini sebagai saluran yang kuat dan peluang bagi merek untuk muncul di tengah hiruk-pikuk connected TV.

Bagi sebagian besar pengguna, banner iklan yang nongkrong di pusat antarmuka ini dirasa sebagai intrusi tambahan.

(BACA JUGA: Bikin Panik Pekerja Global, Layanan Microsoft Teams dan Office Down: Siapa Dalangnya?)

Iklan tersebut akan bertahta tepat di tengah antarmuka, persis di tempat kita mencari film atau serial berikutnya.

Daya Pikat Angka Bagi Para Pengiklan

Samsung memiliki alasan kuat di balik keputusan ini, yang semuanya berbasis pada data perilaku pengguna.

Menurut laporan “Behind the Screens 2025”, layar home screen Smart TV kini semakin sering diakses, yakni rata-rata lebih dari lima kali sehari.

Frekuensi kunjungan inilah yang ingin dikapitalisasi oleh Samsung.

(BACA JUGA: Moody's Naikkan Peringkat AMD Jadi A1 Berkat Kemitraan Strategis dengan OpenAI)

Sinergi antara Samsung dan mitra penelitiannya, MTM, menunjukkan hasil yang sangat menarik bagi dunia periklanan:

  • Peningkatan +10% niat beli pada pemirsa yang terpapar iklan di home screen.
  • Lonjakan +16% dalam brand awareness bagi merek yang menggabungkan format iklan home screen dengan iklan di Samsung TV Plus, platform streaming milik Samsung.

Caroline Wren dari kabinet MTM menggarisbawahi hal ini sebagai peluang baru bagi merek.

Angka-angka tersebut jelas menjadikan Smart TV sebagai arena bermain baru yang sangat menggiurkan bagi para brand.

Dilema Konsumen dan Minimnya Opsi Non-Ads

Di sisi lain, konsumen tidak diberikan banyak pilihan.

Berita buruknya, tidak ada opsi berbayar untuk menonaktifkan iklan (premium non-ads option).

Tidak ada juga tombol setting yang memungkinkan pengguna untuk menonaktifkan banner iklan tersebut.

Kondisi ini menambah daftar panjang keluhan pengguna di tengah maraknya iklan yang terintegrasi di segala lini.

Kini, bahkan perangkat keras hardware yang telah dibeli dengan harga penuh pun ikut 'beriklan'.

Meskipun Samsung memastikan bahwa iklan-iklan tersebut berbentuk banner dan navigasi tidak akan terganggu oleh spot video, realitasnya adalah pemirsa berisiko melihat TV mereka menyerupai papan iklan raksasa.

Analisis Pakar dan Solusi Minim

Analis teknologi dari IHS Markit, James Lee, berpendapat bahwa model bisnis ini berisiko:

"Pendapatan iklan memang melonjak, tetapi dampak negatif pada brand loyalty Samsung bisa lebih mahal dalam jangka panjang."

Meskipun tidak ada opsi resmi non-ads, forum-forum teknologi menyarankan pengguna dapat mencoba memblokir iklan dengan mengubah pengaturan DNS atau mematikan fitur Personalized Advertising di menu Privasi, meskipun hasilnya bervariasi dan tidak dijamin 100% efektif.

Pada akhirnya, Samsung berhasil menciptakan jalur pendapatan baru yang masif.

Namun, mereka juga harus bersiap menghadapi potensi sumber kejengkelan baru dari basis pengguna yang merasa bahwa pengalaman menonton mereka semakin tergerus oleh kepentingan komersial.

Agar pengalaman menonton Anda tetap optimal dan bebas dari interupsi, pastikan Anda memiliki Smart TV atau perangkat penunjang yang canggih dan responsif.

Dapatkan berbagai macam kebutuhan elektronik, termasuk Smart TV terbaru dengan harga yang hemat dan dijamin berkualitas, hanya di DB Klik, Toko Komputer Surabaya terlengkap dan terpercaya. (*)


DB Klik - Toko Komputer Surabaya yang terpercaya di Indonesia. Menjual berbagai macam kebutuhan elektronik yang lengkap seperti laptop, gadget, gaming, lifestyle, dan aksesoris. Belanja kebutuhan elektronik yang lengkap dan hemat langsung melalui Website DB Klik, Dijamin Berkualitas.

Social Share
Loading...
Follow Us

Ikuti media sosial DB Klik untuk mendapatkan berita terbaru, diskon, promo, dan event menarik lainnya dari kami.

Subscription

Join sebagai subscriber email di DB Klik untuk mendapatkan info kupon diskon.